Lumba-lumba
bergaris (Stenella coeruleoalba)
Lumba-lumba bergaris digambarkan oleh Franz Meyen pada
tahun 1833. Nama spesifiknya adalah coeruleoalba (dari bahasa Latin caeruleus
‘biru’ dan albus ‘putih’) mengacu pada karakteristik garis-garis biru dan putih
di bagian sisi tubuh mereka.
Lumba-lumba
ini memiliki ukuran dan bentuk yang sama dengan beberapa lumba-lumba lain.
Namun warnanya sangat berbeda dan membuat mereka relatif mudah untuk dilihat di
laut.
Bagian bawah berwarna biru, putih atau merah muda. Ada satu atau dua
lingkaran hitam diseliling mata dan menuju ke bagian sirip. Lingkaran
hitam ini melebar sesuai dengan lebar kedua sirip. Ada dua garis hitam dari
belakang telinga, satu yang berukuran pendek menuju dan berakhir tepat di atas
sirip. Yang lebih panjang berwarna lebih tebal di sepanjang sisi sampai lekukan
di bawah perut sebelum ekor. Di atas garis-garis tersebut, berwarna biru terang
atau abu-abu. Warna pelengkap lainnya adalah hitam.
Ukuran
dewasa panjangnya adalah 2,4 m untuk betina dan 2,6 m untuk jantan dengan berat
150 kg (betina) dan 160 kg (jantan). Lumba-lumba jenis ini menyukai iklim
tropis atau iklim sedang di perairan lepas pantai. Hal ini ditemukan dalam
jumlah besar di Utara dan Selatan Samudra Atlantik, termasuk Mediterania dan
Teluk Meksiko, Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.
Lumba-lumba
bergaris yang sudah dewasa makanannya adalah : ikan, cumi-cumi, gurita, dan lainnya.
Lumba-lumba bergaris Mediterania mangsanya terutama, sedangkan lumba-lumba
bergaris di timur laut Atlantik paling sering memangsa ikan cod. Mereka
juga memakan cumi, crustasea dan ikan bertulang. Mereka mencari makan di mana
saja, di mana mangsa terkonsentrasi dan mereka dapat menyelam hingga kedalaman
700 meter untuk berburu.
Jepang telah
memburu jenis lumba-lumba ini yang berada di Pasifik Barat sejak tahun 1940-an,
setidaknya 8.000 hingga 9.000 ekor tewas setiap tahun dan bahkan dalam satu
tahun jumlah yang luar biasa bisa mencapai 21.000 ekor yang tewas. Sejak tahun
1980-an setelah diberlakukannya kuota, jumlah ini menurun menjadi sekitar 1.000
per tahun yang tewas. Aktivis konservasi prihatin mengenai populasi spesies di
Mediterania yang terancam oleh polusi, penyakit, jalur ramai pelayaran dan
penangkapan yang tak terduga dalam jaring ikan.
lumba-lumba yang beda ya, tapi cantik tuh :)
BalasHapusYa itulah lumba-lumba yang cantik dan cerdas
BalasHapus