Pesut
(Orcaella brevirortris)
Pesut atau lumba-lumba air
tawar adalah spesies mamalia air yang menghuni wilayah perairan tawar di India,
Indocina, Filipina dan Kalimantan. Secara genetis, pesut berhubungan dekat
dengan paus pembunuh. Nama spesies brevirostris berasal
dari bahasa Latin yang berarti bermoncong pendek.
Seluruh tubuh berwarna kelabu hingga biru tua, bagian bawahnya berwarna lebih pucat. Sirip punggung kecil dan membulat di tengah punggung. Dahinya tinggi membulat dan tidak bermoncong. Sirip tangan lebar membulat. Spesies di Kalimantan yang mirip adalah lumba-lumba tak bersirip. (Pesut Mahakam)
Seluruh tubuh berwarna kelabu hingga biru tua, bagian bawahnya berwarna lebih pucat. Sirip punggung kecil dan membulat di tengah punggung. Dahinya tinggi membulat dan tidak bermoncong. Sirip tangan lebar membulat. Spesies di Kalimantan yang mirip adalah lumba-lumba tak bersirip. (Pesut Mahakam)
Lumba-lumba air tawar di
Kalimantan ini hampir punah karena berdasarkan data tahun 2007, populasi
hewan tinggal 50 ekor saja dan menempati urutan tertinggi satwa
Indonesia yang terancam punah. Secara pengelompokan, pesut mahakam adalah
subspesies dari Pesut (Irrawaddy dolphin).
Walau kedua
matanya kecil dan tidak begitu tajam, kenyataan bahwa pesut hidup dalam air
yang mengandung lumpur, dapat menghindari berbagai rintangan. Pesut merupakan
‘pakar’ dalam mendeteksi, mungkin sonarnya (ultrasonik) yang berperan besar.
Pesut
mahakam hidup di sungai-sungai daerah tropis. Populasi satwa langka yang
dilindungi undang-undang ini hanya terdapat pada tiga lokasi di dunia
yakni Sungai Mahakam,Sungai Mekong, dan Sungai Irrawaddy.
Namun, diberitakan bahwa Pesut di Mekong dan Sungai Irrawaddy sudah punah.
Pesut ini
ditemukan di banyak muara-muara sungai di kalimantan, tetapi sekarang pesut
menjadi satwa langka. Selain di Sungai Mahakam, pesut ditemukan pula ratusan
kilometer dari lautan, yakni di wilayah Kecamatan Kota Bangun – Kutai
Kartanegara, Kalimantan Timur.
Habitat
hewan pemangsa ikan dan udang air tawar ini dapat dijumpai pula di
perairan Danau Jempang Danau Semayang dan Danau
Melintang. Populasi hewan ini terus menyusut akibat habitatnya
terganggu, terutama dengan makin ramainya lalu-lintas perairan Sungai Mahakam,
serta tingginya tingkat erosi dan pendangkalan sungai akibat pengikisan
hutan di sekitarnya.
Kelestarian
Pesut Mahakam juga diperkirakan terancam akibat terbatasnya bahan makanan
berupa udang dan ikan, karena harus bersaing dengan para nelayan di sepanjang
Sungai Mahakam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar