Selama ini manusia mengira bahwa Satwa yang paling cerdas
adalah simpanse. Ternyata tidak, Ada Satwa yang lebih cerdas, yaitu lumba-lumba
(Si Cerdas
penghini Laut)
Tetapi kecerdasannya itu tentu saja di bawah manusia. Alasan
utamanya adalah karena kemampuan mereka dalam berkomunikasi dengan sesamanya.
Cara berkomunikasinya mirip dengan manusia
Lumba-lumba berkomonikasi dengan duaarah (timbal balik)
samaseperti manusia bercakap-cakap. Diketahui lumba-lumba berkomonikasi lewat
bunyi infrasonik.
Lumba-lumba paling sering berkomunikasi saat mereka mencari
pasangan untuk kawin, dan saat mengetahui ada bahaya. Dan faktanya, hewan ini
mamu mengirim pesan ke sesamanya dalam jarak 220-300 kilo meter.
Sebuah zoologi dari Emory University di Atlanta mengatakan
bahwa "neuroanatomy mereka menunjukkan kontinuitas psikologis antara
manusia dan lumba-lumba," dan menyerukan untuk peninjauan kembali terhadap
interaksi manusia dengan lumba-lumba. Ilmuwan lain dari Universitas Marymount
Loyola di Los Angeles bahkan menyebut mereka sebgai "orang-orang
non-manusia. "
Memang hal ini terbukti. Saat mengetahui ada badai akan datang, lumba-lumba akan mendekati kapal terdekat yang sedang berlayar dan membuntuti kapal itu. Seakan-akan mereka mengirimkan sinyal tanda bahaya. Dan hal ini sudah disadari manusia dari dulu, bahwa saat sekawanan lumba-lumba mengitari / mengikuti kapal mereka, pasti badai akan segera datang.
Jadi, itulah yang membuat lumba-lumba lebih pandai daripada simpanse, karena mereka mempunyai kemampuan komunikasi dan berpikir secara mandiri.
Memang hal ini terbukti. Saat mengetahui ada badai akan datang, lumba-lumba akan mendekati kapal terdekat yang sedang berlayar dan membuntuti kapal itu. Seakan-akan mereka mengirimkan sinyal tanda bahaya. Dan hal ini sudah disadari manusia dari dulu, bahwa saat sekawanan lumba-lumba mengitari / mengikuti kapal mereka, pasti badai akan segera datang.
Jadi, itulah yang membuat lumba-lumba lebih pandai daripada simpanse, karena mereka mempunyai kemampuan komunikasi dan berpikir secara mandiri.
Karena itulah umba-lumba di kenal sebagai satwa yang sangat Cerdas, karena lumba-lumba mempunyai kemampuan komonikasi dan
berpikir secara cerdas, selain itu sistem alamiah yang
melengkapi tubuhnya sangat kompleks. Sehingga banyak teknologi yang terinspirasi dari lumba-lumba. Salah satu contoh
adalah kulit lumba-lumba yang mampu memperkecil gesekan dengan air, sehingga
lumba-lumba dapat berenang dengan sedikit hambatan air. Hal ini yang digunakan para perenang untuk merancang baju renang yang mirip kulit lumba-lumba.
Lumba-lumba
memiliki sebuah sistem yang digunakan untuk berkomunikasi dan menerima rangsang yang dinamakan sistem sonar, sistem ini dapat menghindari benda-benda yang ada di
depan lumba-lumba, sehingga terhindar dari benturan. Teknologi ini kemudian
diterapkan dalam pembuatan radar kapal selam.
Sonar (Singkatan dari: sound
navigation and ranging), merupakan istilah Amerika yang pertama kali digunakan semasa Perang Dunia, yang
berarti penjarakan dan navigasi suara, adalah sebuah teknik yang menggunakan
penjalaran suara dalam air untuk navigasi atau mendeteksi kendaraan air lainnya. Sementara itu, Ingris punya sebutan lain untuk sonar, yakni ASDIC (Anti-Submarine Detection Investigation Committee).
Cara Kerja
Sonar merupakan sistem yang menggunakan
gelombang
suara bawah air yang dipancarkan dan
dipantulkan untuk mendeteksi dan menetapkan lokasi obyek di bawah laut atau
untuk mengukur jarak bawah laut. Sejauh ini sonar telah luas digunakan untuk
mendeteksi kapal selam dan ranjau, mendeteksi kedalaman, penangkapan ikan komersial,
keselamatan penyelaman, dan komunikasi di laut.
Cara kerja perlengkapan sonar adalah
dengan mengirim gelombang suara bawah permukaan dan kemudian menunggu untuk
gelombang pantulan (echo). Data
suara dipancar ulang ke operator melalui pengeras suara atau
ditayangkan pada monitor.
Sejarah
Munculnya sonar tak bisa dilepas dari
rintisan tokoh seperti Daniel Colloden yang pada tahun 1822 menggunakan lonceng bawah air untuk menghitung kecepatan
suara di bawah air di Danau Geneva, Swiss. Ini kemudian diikuti oleh Lewis Nixon, yang pada
tahun 1906 menemukan alat pendengar bertipe sonar pertama untuk
mendeteksi puncak gunung es. Minat terhadap sonar makin tinggi pada era Perang Dunia I, yaitu ketika ada kebutuhan untuk bisa mendeteksi kapal
selam.
Dalam perkembangan selanjutnya ada nama
Paul Langevin yang tahun 1915 menemukan alat
sonar pertama untuk mendeteksi Kapal selam dengan menggunakan sifat-sifat piezoelektrik kuartz. Meski tak
sempat terlibat lebih jauh dalam upaya perang, karya Langevin berpengaruh besar
dalam desain sonar.
Dua Jenis Sonar
Alat sonar pertama digolongkan sebagai Sonar pasif, di mana tidak
ada sinyal yang dikirim keluar.
Pada tahun 1918 Inggris dan AS membuat sistem aktif,
di mana sinyal sonar aktif dikirim dan diterima kembali. Misalnya saja untuk
mengetahui jarak satu obyek, petugas sonar mengukur waktu yang diperlukan oleh
sinyal sejak dipancarkan hingga diterima kembali. Karena tidak ada sinyal yang
dikirim pada sistem pasif, alat hanya mendengarkan. Pada sistem pasif maju, ada
bank data sonik (sumber bunyi) yang besar. Sistem komputer menggunakan
bank data tadi untuk mengenali kelas kapal, juga aksinya (kecepatan atau senjata yang ditembakkan).
cintailah lumba-lumba seperti engkau mencintai keluargamu...
BalasHapus